Call Center: 1500 121 whatsapp tiktok

KADO NATAL BAGI FANS

KADO NATAL BAGI FANS

Apa yang paling menyulitkan para pesepak bola dan para manager di klub-klub sepakbola Inggris, terutama Premier League? Bukan persaingan ketat untuk menjadi juara yang biasanya diperebutkan oleh 5 hingga 6 klub, walaupun memasuki musim ketiga berturut-turut sepertinya hanya satu klub yang berpeluang menjadi juara. Setelah Manchester City, musim ini tampaknya akan mengikuti jejak Leicester City dua musim lalu dan Chelsea musim lalu sebagai run-away leaderPremier League, tapi justru jadwal ketat selama periode festival di bulan Desember hingga memasuki kalender tahun baru.

Tidak heran, jika Santi Cazorla pivot andalan Arsene Wenger sebelum cedera melanda gelandang bertahan asal Spanyol ini pernah mengatakan bahwa lebih enak bermain di La Liga yang mengenal libur Natal & Tahun Baru, daripada berkutat dengan jadwal mengerikan Premier League, ketika dia baru bergabung musim 2012  / 13. Setelah tanpa istirahat di hari Natal dan Tahun Baru selama 4 musim, cedera yang membuat deep-lying playmaker ini harus istirahat hampir dua musim ini, seperti blazing in disguise baginya mungkin.

Bayangkan jika melihat musim demi musim terutama musim seperti sekarang di mana jadwal harus berakhir lebih cepat karena tahun depan adalah tahun piala dunia, yang berarti selama bulan Desember klub harus bermain sebanyak 7 kali.  Belum lagi ditambah klub-klub papan atas yang bermain di Liga Champion atau Liga Eropa akan mendapat tambahan 1 jadwal dan jika masih ada di perempat final Piala Liga harus bertanding sekali lagi. 9 pertandingan dalam satu bulan dan masih ditambah  1 laga berikutnya di awal tahun, yang dikenal sebagai minggu New Years Day Football. Total 10 laga dalam 5 minggu. Lalu adakah laga yang menjadi penyeimbang untuk sedikit beristirahat?

HARI KADO

Seperti yang dikatakan oleh Santi Cazorla yang kemudian diamini oleh Pep Guardiola ketika baru bergabung dengan The Citzen musim lalu, semua laga di periode festival sangatlah berat, karena recovery time bagi pemain hampir tidak ada dengan jadwal yang setiap tiga hari sekali. Mungkin itu sebabnya, Pep untuk pertama kali dalam karier ke-pelatihannya tidak mempersembahkan gelar apapun di musim pertamanya menangani Manchester City.

Untuk itu diperlukan kedalaman squad yang sangat baik seperti yang dimiliki oleh Manchester City musim ini, starting line-up bisa bergantian di masing-masing kompetisi dengan hasil yang sama, sehingga kepastian lolos di sebuah kompetisi seperti Liga Champion sudah mereka dapatkan sejak Match Day 5 dan bulan Desember untuk tandang ke Donetsk di Ukraina yang jauh. Hal ini membuat mereka tidak membawa pemain inti yang dipersiapkan untuk derby Manchesteryang lebih penting di Premier League.

Contoh lain pada midweek ini mereka bisa melibas Swansea City di Liberty Stadium tanpa harus menurunkan Leroy Sane yang lebih dibutuhkan untuk laga besar menghadapi Tottenham Hotspur empat hari kemudian. Rotasi juga pasti akan dilakukan oleh Pep pada minggu ke-19 dan Boxing Day yang jatuh di minggu ke-20 nanti.

Apalagi jadwal Boxing Day biasanya selalu ramah dengan tidak adanya big match dan juga jarak tandang yang dibuat minimalis. Musim lalu City hanya tandang ke Hull City yang berjarak 95 mil, sehinga para pemain tidak harus jauh dari keluarga pada saat Natal. Jarak yang paling jauh dialami oleh para pemain West Ham United yang harus tandang ke Swansea City dengan jarak 231 mil. Pemain klub-klub lainnya bisa menikmati kalkun natal bersama keluarga sebelum pergi tandang karena jarak yang berdekatan dengan lawan main mereka. Contohnya, Crystal Palace yang hanya pergi dari London Selatan menghadapi Watford di Utara yang hanya berjarak 51 mil.

Jadi seperti pesan Boxing Day sebagai hari bagi-bagi kado, festival Boxing Day Football juga diatur sedemikian rupa agar para pemain juga tidak kelelahan setelah hari Natal yang sebagian besar pasti merayakannya. Hal yang sudah diatur oleh FA sejak Boxing Day Football mulai jadi menu santapan para pecinta Si Kulit Bundar musim 1957 / 58 menggantikan Christmas Day football sebelum tahun itu.  Jadwal juga diatur terbalik, sehingga klub yang harus tandang pada saat Boxing Day akan menjadi tuan rumah pada saat New Years Day, sehingga penjualan tiket sama-sama terjamin untuk mendapat keuntungan.

Jadwal juga menjadi semacam hadiah bagi away fans di mana mereka tidak harus bepergian jauh di hari mereka ingin sedekat mungkin ke rumah untuk merayakan natal bersama keluarga. Ini juga menjadi alasan tidak ada partai big match, karena pantia lokal sebisa mungkin dihindarkan dari kebiasaan mabuk dan merusak para pendukung yang cenderung lebih beringas, ketika klubnya menghadapi laga-laga besar, yang disebabkan faktor fanatisme dan ketegangan diri sendiri.

MUSIM BERJALAN

Contoh penjadwalan yang ringan di musim ini adalah bagaimana big matchterakhir minggu depan antara Arsenal vs Liverpool dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Desember di minggu ke-19. Untuk Boxing Day empat hari kemudian jadwal yang paling mendekati big match secara klasemen adalah Manchester United menjamu Burnley. Itupun tidak bisa digolongkan big match mengingat Burnley hanya ada di urutan 6 klasemen, bukan enam besar klub-klub sepakbola Inggris ditinjau dari historis. 

Sisanya adalah pertandingan mudah di atas kertas bagi Tottenham Hotspur yang kedatangan Southampton, Chelsea yang menjamu Brighton & Hove Albion, Liverpol yang dikunjungi Swansea City, serta Manchester City dan Arsenal yang masing-masing tandang ke Newcastle United dan Crystal Palace di mana laga mereka dimainkan satu hari dan dua hari setelah Boxing Day yang menjadi gambaran keringan bagi klub-klub besar ini untuk tetap bisa merayakan natal bersama keluarga mereka tanpa harus terganggu latihan H – 1. Laga terketat mungkin hanyalah Watford yang menjamu Leicester City.

Boxing Day menjadi menarik entah karena faktor kelelahan selama bulan Desember yang membuat banyaknya pertandingan atau karena masih euforia pesta hari Natal, sering para pemain jadi susah untuk konsentrasi sehingga berimbas pada minimnya keinginan untuk bertahan. Hal tersebut mengakibatkan jumlah gol jadi banyak, tentunya jadi tontonan yang menarik. Rekor gol terbanyak adalah musim 1963 / 64, ketika 66 gol tercipta dalam 10 laga Boxing Day. Yang luar biasa adalah Burnley menghancurkan Manchester United 6 – 1 lewat empat gol Andy Lochhead.  Skor yang sama tercipta di Anfield ketika Liverpool memperdayai sang tamu, Stoke City lewat quattrick Roger Hunt dan Fulham di kandang sendiri membantai Ipswich Town 10 – 1 dengan empat gol persembahan Graham Leggat.

Sulit dibayangkan terjadi musim ini dengan Sergio Aguero atau Gabriel Jesus sekalipun pesta empat gol tandang ke St James Park, atau Mohammed Salah menciptakan quatrick di Anfield ke gawang Lukasz Fabianski serta Manchester United di kandang sendiri gantian menghancurkan Burnley lewat quatrick Romelu Lukaku.

Apapun, jumlah gol selalu jadi acuan di setiap Boxing Day. Tahun lalu 21 gol dalam 8 laga yang artinya 2,5 gol per laga. Tahun 2015 jumlah 16 gol dalam 7 laga membuat rata-rata per laga ada di kisaran 2,33. Jarangnya pertandingan yang berakhir imbang tanpa gol di setiap Boxing Day membuat festival sepak bola bagi fans tetap terjaga dari tahun ke tahun. Menarik ditunggu berapa gol yang akan diciptakan oleh 16 klub yang akan bertandingan di 8 laga Boxing Day tahun ini, dengan Tottenham Hotspur, Manchester United, Chelsea dan Liverpool jadi menuBoxing Day menjamu lawa-lawannya yang di atas kertas akan bisa mereka kalahkan untuk menjadi kado kemenangan bagi pendukung mereka. Laga Boxing Day Premier League dapat disaksikan dengan berlangganan paket Soccer Plus atau New Sports Plus TV kabel MNC Play.

G A Z

Halo....Kami siap membantu Anda!